Calon indukan burung Ciblek:
Pejantan :
Pilih burung yang jinak, sehat, memiliki sifat fighter tinggi,
bersuara keras mengkristal, ada suara tembakan, memiliki tubuh besar
tidak cacat serta umurnya sudah diatas 1 tahun
Indukan Betina :
Pilihlah burung yang sehat, bersifat agresif/mau ngeper jika kita
dekatkan dengan burung jantan, memiliki umur minimal 6 lan/boleh muda
hutan.
Kandang ternakan :
Siapkanlah kandang berukuran min 60x90x90 dengan dilengkapi semacam
tanaman semak untuk memberikan kesan alami. Kalau mereka berjumlah lebih
dari 1 pasang, usahakanlah kontruksi kandang antar satu sama lain
tertutup sehingga tiap pasangan burung tidak bisa saling melihat satu
sama lain.
Proses penjodohan Ciblek :
Dekatkan/tempelkanlah burung indukan pejantan dan betina kedalam
kandang berbeda dalam masa 1 hari, bilamana mereka belum saling
merispon, jauhkan masing-masing burung sehingga keduanya tidak bisa
saling melihat satu sama lain.
Ulangi hal tadi pada keesokan harinya. Dan naikan jatah pemberian ef
nya. Pagi hari berilah 1 sendok the ef, siang hari beri kroto 1/2 sendok
makan, sore hari beri jangkrik sejumlah 2 ekor atau bisa juga limbah
jangkrik/sisa potongan untuk lolohan piyik murai sejumlah 1/2 sendok
makan.
Bila sudah terlihat ada respon dengan ditandai adanya bunyi saut
sautan irama kompak, janganlah tergesa-gesa dulu memasukan mereka
kedalam kandang ternak.
Usahakanlah beri sensasi kerinduan antar satu-sama lain dengan cara
menjauhkan mereka tapi usahakan si burung masih bisa saling melihat
sesekali lalu dekatkan dan juhkan lagi.
Ulangi perlakuan seperti ini dalam beberapa hari, jikalau benar-benar
ada rasa saling ketertarikan cobalah turunkan porsi ef dengan takaran
untuk jantan cukup 5 ekor saja, namun betina tidak sama sekali. Amati
perkembangan pasangan burung tersebut.
Bila indukan betina berusaha meminta dan si pejantan mau memberi
sebagian dari ef, ini adalah pertanda pasangan benar-benar sudah
cocok/jodoh. Sore harinya, anda boleh mencoba untuk melepas mereka
berdua kedalam kandang ternak tetapi usahakan ef tidak diberikan dengan
tujuan untuk
Kotak sarangan :
Kotak sarangan dapat menggunakan media gelas plastik bekas/kotak kayu
seukuran gelas yang diisikan serat nanas /daun cemara kering/rumput
kecil2 kering.
Masa pengeraman telur :
Telur biasanya akan menetas sesudah dierami kurang lebih selama 11
hari. Disini yang perlu diperhatikan adalah ketenangan si burung yang
sebaiknya tidak terganggu. Dan ef pada level yang rendah pagi uh 6 ekor,
siang kroto 1 sendok teh jangrik 2 ekor/limbah jangkrik 2 sendok teh
guna mencegah resiko munculnya birahi saat sedang mengeram.
Penyapihan Burung :
Piyik di sapih ketika berumur 4-5 hari (masa panen dini) karena bila
disapih saat umur lebih dari 5 hari, dapat beresiko dibuang oleh
induknya karena tingkat birahi dari burung ciblek sangatlah labil.
Ransum untuk piyik/anakan burung :
Setelah burung kecil disapih, hingga saat umur 8 hari menu yang bisa
anda berikan cukup kroto segar yang bersih dicampurkan serutan kalk
(anda bisa beli di apotik).
1 butir kalk sudah cukup untuk pemberian 7-10 hari. Setelah ia
berumur di atas 8 hari baru piyik dikenalkan dengan makanan tambahan
yang berupa adonan encer pur (kroto kristal mactel halus) dicampurkan
dengan kroto segar dan serutan kalk untuk bisa memperkuat tulang.
Ini diberikan 5-7 kali dengan takaran porsi sedikit-sedikit setelah
umur 22 hari biasanya burung sudah mulai belajar makan sendri.
Siapkanlah kroto segar pada tempat. Kalau ia sudah bisa makan dengan
maksimal, campurlah kroto dengan sedikit pur kering. Setelah memasuki
umur 1 bulan burung biasanya sudah mau makan pur.
Demikianlah info yang bisa kami berikan lewat artikel ini. Terimakasih, see you next post!
Tuesday, October 11, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment